Jika hati dirundung sepi karena dia telah berpaling ke lain hati, akan kau apakan hatimu sekarang, kawan?
Kau siksa dia dengan tangis demi tangis penyesalan atas kepergiannya ataukah dengan tegar kau hadapi masa depanmu.
Tidak mengapa jika kau hendak menulis puisi, setidaknya kau bisa mengusir kenangan-kenangan kelam bersamany, untuk kau jadikan hikmah bagi kehidupanmu kelak.
Inilah puisi-puisi sebagai penanda bahwa rasa cinta dan kasih sayang yang kau persembahkan untuk kekasihmu hanya dianggap senyap.
Terpesona Sepasang Mata Indahmu
Di atas roda dua sepeda motor tua
yang sedang melaju pelan ini
Aku hanya bisa senyum-senyum sendiri
Sambil sesekali menggeleng-gelengkan kepala
Ku Terbayang-bayang denganmu
Ku terkenang-kenang dengan pesonamu
Wahai, dambaan hatiku
Aku terpesona dengan sepasang bening bola matamu
Yang kupandang pada perjumpaan pertama kita, kemarin
Menatap bening bola matamu
Membuatku merasakan kesejukan yang tak terperi
bagai tetes-tetes hujan
Yang membasahi hatiku yang gersang
Laksana gurun pasir
Aku jatuh cinta kepadamu
Katamu dulu
Aku telah membuatmu jatuh cinta
Dan tak mungkin berpaling dariku
Katamu dulu
Aku adalah anugerah
Terbesar dalam hidupmu
Katamu dulu
Hatimu tercipta hanya
Untuk diriku
Sayang, Itu dulu
Sekarang,
Setelah sekian waktu berlalu
Setelah kau mengenal sahabatku
Semua kata manis yang dulu kau katakan kepadaku
Begitu saja kau katakan kepadanya
Bagimu, dia telah membuatmu jatuh cinta
Bagimu, dia adalah anugerah terbesar dalam hidupmu
Bagimu, hatimu diciptakan hanya untuknya
Kau, seorang dengan mulut manis
Yang pernah melelehkan hatiku
Ternyata tak lebih
Dari ular berbisa
Memangsa siapa saja yang terlena
Senja di Bukit Cinta
Di bukit ini
kita pernah menghabiskan senja bersama
Menjadi saksi serombongan burung-burung
beterbangan pulang ke sarang mereka
Saat itu, senja merah tampak begitu indah
Di antaranya tampak awan berarak
Yang tiba-tiba menyerupai bentuk hati
Sambil berpandang-pandangan
Kita menamai bukit ini dengan bukit cinta
..............................
Hari ini, semua kenangan indah bersamamu di bukit cinta kita ini
Telah musnah
Hilang bagai awan berbentuk hati
yang kemudian memudar terbawa angin
Kekasih, kelak jika kau sempat kemari
Bersama pasangan hidupmu
Atau putra-putrimu
Tabahkanlah hatimu
Jangan sampai raut wajahmu
Menggoreskan kesedihan sedikitpun
Cerialah, lupakan kenangan bersamaku
Anggap saja ia adalah robekan kertas dalam buku takdirmu
yang terbuang ke tempat sampah
Biarlah bukit cinta ini menjadi saksi
Kita pernah mencoba merangkai janji
Berharap sehidup semati
Namun kandas karena adat dan tradisi
Saat Gelap Merayap
Dalam kesunyian malam yang dingin ini
Aku duduk, termenung sendiri
Dalam kamar
Kuletakkan pesawat handphoneku
Di atas meja
Perlahan-lahan
Baru saja, kupandangi gambar wajahmu yang berhiaskan senyum manismu
Senyuman yang dahulu pernah menggetarkan seluruh sukmaku
Hingga merelakan seluruh hatiku kepadamu
Hingga aku tak mampu lagi berpaling darimu
Saat itu semua begitu indah
Kekasih
Sampai kemudian takdir memisahkan kita
Kau berpaling begitu saja
Tanpa kata-kata tanpa
isyarat apapun
Kejamnya dirimu
Membiarkan aku sendiri
Yang kini hanya bisa memeluk sunyi
Tanpa kehadiranmu lagi
Kau siksa dia dengan tangis demi tangis penyesalan atas kepergiannya ataukah dengan tegar kau hadapi masa depanmu.
Tidak mengapa jika kau hendak menulis puisi, setidaknya kau bisa mengusir kenangan-kenangan kelam bersamany, untuk kau jadikan hikmah bagi kehidupanmu kelak.
Inilah puisi-puisi sebagai penanda bahwa rasa cinta dan kasih sayang yang kau persembahkan untuk kekasihmu hanya dianggap senyap.
Terpesona Sepasang Mata Indahmu
Di atas roda dua sepeda motor tua
yang sedang melaju pelan ini
Aku hanya bisa senyum-senyum sendiri
Sambil sesekali menggeleng-gelengkan kepala
Ku Terbayang-bayang denganmu
Ku terkenang-kenang dengan pesonamu
Wahai, dambaan hatiku
Aku terpesona dengan sepasang bening bola matamu
Yang kupandang pada perjumpaan pertama kita, kemarin
Menatap bening bola matamu
Membuatku merasakan kesejukan yang tak terperi
bagai tetes-tetes hujan
Yang membasahi hatiku yang gersang
Laksana gurun pasir
Aku jatuh cinta kepadamu
Katamu dulu
Aku telah membuatmu jatuh cinta
Dan tak mungkin berpaling dariku
Katamu dulu
Aku adalah anugerah
Terbesar dalam hidupmu
Katamu dulu
Hatimu tercipta hanya
Untuk diriku
Sayang, Itu dulu
Sekarang,
Setelah sekian waktu berlalu
Setelah kau mengenal sahabatku
Semua kata manis yang dulu kau katakan kepadaku
Begitu saja kau katakan kepadanya
Bagimu, dia telah membuatmu jatuh cinta
Bagimu, dia adalah anugerah terbesar dalam hidupmu
Bagimu, hatimu diciptakan hanya untuknya
Kau, seorang dengan mulut manis
Yang pernah melelehkan hatiku
Ternyata tak lebih
Dari ular berbisa
Memangsa siapa saja yang terlena
Senja di Bukit Cinta
Di bukit ini
kita pernah menghabiskan senja bersama
Menjadi saksi serombongan burung-burung
beterbangan pulang ke sarang mereka
Saat itu, senja merah tampak begitu indah
Di antaranya tampak awan berarak
Yang tiba-tiba menyerupai bentuk hati
Sambil berpandang-pandangan
Kita menamai bukit ini dengan bukit cinta
..............................
Hari ini, semua kenangan indah bersamamu di bukit cinta kita ini
Telah musnah
Hilang bagai awan berbentuk hati
yang kemudian memudar terbawa angin
Kekasih, kelak jika kau sempat kemari
Bersama pasangan hidupmu
Atau putra-putrimu
Tabahkanlah hatimu
Jangan sampai raut wajahmu
Menggoreskan kesedihan sedikitpun
Cerialah, lupakan kenangan bersamaku
Anggap saja ia adalah robekan kertas dalam buku takdirmu
yang terbuang ke tempat sampah
Biarlah bukit cinta ini menjadi saksi
Kita pernah mencoba merangkai janji
Berharap sehidup semati
Namun kandas karena adat dan tradisi
Saat Gelap Merayap
Dalam kesunyian malam yang dingin ini
Aku duduk, termenung sendiri
Dalam kamar
Kuletakkan pesawat handphoneku
Di atas meja
Perlahan-lahan
Baru saja, kupandangi gambar wajahmu yang berhiaskan senyum manismu
Senyuman yang dahulu pernah menggetarkan seluruh sukmaku
Hingga merelakan seluruh hatiku kepadamu
Hingga aku tak mampu lagi berpaling darimu
Saat itu semua begitu indah
Kekasih
Sampai kemudian takdir memisahkan kita
Kau berpaling begitu saja
Tanpa kata-kata tanpa
isyarat apapun
Kejamnya dirimu
Membiarkan aku sendiri
Yang kini hanya bisa memeluk sunyi
Tanpa kehadiranmu lagi
0 Comments
Posting Komentar